![]() |
Sumber : https://nobodycorp.org |
Riwayat hidup lambat
laun akan terlupakan bila hanya diwariskan secara verbal mengingat daya tangkap
manusia sangat terbatas untuk di-save
dalam memorinya. Riwayat ini bisa bertahan bila didokumentasi melalui tulisan
sebagai bukti eksistensinya sekaligus untuk mendeskripsikan sesuatu hal. Agar
tidak disenyapkan oleh waktu sehingga menjadi sebuah mitos belaka. Hal ini terjadi
pada salah seorang filsuf terkemuka pada zaman klasik di Athena yaitu
"Socretes". Sebagian orang
meragukan keberadanya, lantaran sebelum meninggal dunia tidak ada karya tulis
yang diwariskan, meksipun pemikiran-pemikiran bijaknya banyak dicatat oleh
muridnya sendiri, yaitu plato tapi itu tidak bisa meyakinkan semua orang. Dia
dianggap hanya sebagai mitos belaka.
Tokoh-tokoh terkemuka
dahulu banyak menyumbangkan pemikiran melalui coretan-coretan hitam diatas
kertas putih. Itulah dilakukan salah satu tokoh emansipasi wanita indonesia
pasca penjajahan kolonial di negeri ini, yaitu R.A Kartini. Perlawanan yang
dilakukan hanya melalui pena dan kertas dikemas dalam bentuk surat yang menceritakan
tentang kondisi sosial yang dialami bangsa terutama bagi kaum hawa. Dimana,
kebebasan mereka mengenyam pendindikan direnggut, karena dianggap tidak berguna
dan bermafat untuk bangsa. Surat-surat ini kemudian dikumpul dan terjemahkan
dalam bahasa indonesia lalu dibukukan. Buku inilah menjadi ispirasitif yang
memberi motivasi kaum hawa untuk memperjuangkan bangsa atupun memperjuangkan
haknya sebagai perempuan yang selalu dikekang.
Bila dengan membaca
kita bisa mengenal dunia, maka dengan menulislah kita bisa dikenal dengan dunia. Dengan menulis kita
dapat dengan mudah untuk menyampaikan, apa buah pemikiran yang terpikirkan
kepada para pembaca seantero dunia. Baik itu buah pemikiran seperti dakwah,
perlawanan, poltik, perjuangan, paham ateisme dan sebagainya. Hal ini akan
tersalurkan dengan lancar kepada para penikmatnya.
#Realy
Posting Komentar